Skip to main content
x
Tim Powerpuff Girls (dari kiri ke kanan: Shavana Mujahidah Deseree - XI B1, Marsya Innayah Suspa Parinduri - XII E1, Zilka Najwa Mansyur - XII E1)

🌟 Dari Keterbatasan Menuju Kesetaraan: Tim Powerpuff Girls SMAN 1 Kendari Raih Juara 3 Nasional di Ajang YYSF 2025

Tiga siswi SMAN 1 Kendari kembali mengharumkan nama sekolah di kancah nasional. Melalui karya esai berjudul “Dari Keterbatasan Menuju Kesetaraan: SETARA (Sistem Terpadu Anak Berkebutuhan Khusus di Wilayah 3T untuk Mewujudkan Pendidikan Inklusif, Berkelanjutan, dan Berkeadilan)”, tim Powerpuff Girls berhasil meraih Juara 3 Nasional dalam ajang Yogyakarta Youth Strategic Forum (YYSF) 2025 yang diselenggarakan oleh Korps Mahasiswa Hubungan Internasional (KOMAHI) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Kompetisi bergengsi ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai daerah di Indonesia, baik dari kalangan pelajar SMA/sederajat maupun mahasiswa. Setelah melalui proses seleksi ketat, hanya sepuluh tulisan terbaik yang terpilih untuk diundang langsung ke Yogyakarta dan mempresentasikan gagasannya di hadapan para juri. Di antara para finalis dari universitas ternama, SMAN 1 Kendari menjadi salah satu yang berhasil menembus 10 besar dan membawa pulang prestasi nasional yang membanggakan.

Tim Powerpuff Girls terdiri atas tiga siswi berbakat:

  1. Marsya Innayah Suspa Parinduri (XII E1)

  2. Shavana Mujahidah Deseree (XI B1)

  3. Zilka Najwa Mansyur (XII E1)

Melalui ide yang segar dan berpijak pada semangat keadilan sosial, mereka merancang program SETARA (Sistem Terpadu Anak Berkebutuhan Khusus di Wilayah 3T), sebuah solusi untuk menjamin hak pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) di wilayah terpencil, terluar, dan tertinggal. Program ini terinspirasi dari berbagai praktik pendidikan inklusif di dunia—seperti Visiting Teacher dari Taiwan, Buddy System dari Dubai, dan Peer Awareness Program dari Hong Kong—yang kemudian disesuaikan dengan konteks Indonesia.

Melalui SETARA, para guru Pendidikan Luar Biasa (PLB) dikirim sementara ke daerah 3T untuk mengajar ABK dan melatih guru lokal. Di sisi lain, siswa non-disabilitas dilibatkan sebagai pendamping belajar agar tercipta lingkungan sosial yang inklusif. Selain itu, program ini juga menawarkan strategi pendanaan kreatif melalui kerja sama pemerintah daerah, alokasi pajak sektor komoditas, dan dana CSR perusahaan di wilayah 3T.

Menurut Zulfaidil, S.Pd., M.Si., pembina tim sekaligus guru pembimbing, keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras dan ketulusan dalam memahami isu pendidikan. “Mereka bukan hanya menulis gagasan, tapi benar-benar memaknainya. Saat tampil di Yogyakarta, mereka berbicara dengan keyakinan dan data yang kuat. Saya bangga karena mereka berhasil menunjukkan bahwa pelajar daerah juga mampu berbicara di level nasional,” ujarnya.

Kepala SMAN 1 Kendari, Ruslan, S.Pd., M.Si., juga memberikan apresiasi tinggi atas capaian ini. “Prestasi ini adalah bukti bahwa siswa SMAN 1 Kendari mampu bersaing di tingkat nasional dengan ide yang visioner dan berdampak. Sekolah akan terus mendukung pengembangan potensi siswa agar budaya berinovasi dan berprestasi menjadi bagian dari karakter Smansa,” tutur beliau.

Capaian ini menjadi inspirasi baru bagi seluruh siswa SMAN 1 Kendari untuk terus berpikir kritis, menulis, dan berkontribusi melalui gagasan yang solutif. Melalui SETARA, Tim Powerpuff Girls tidak hanya membawa pulang piala, tetapi juga menyuarakan pesan penting bahwa setiap anak—terlepas dari keterbatasannya—berhak belajar, tumbuh, dan bermimpi dalam sistem pendidikan yang inklusif dan berkeadilan.

Selamat kepada Tim Powerpuff Girls atas semangat dan prestasi luar biasa yang kembali mengharumkan nama SMAN 1 Kendari di tingkat nasional! 🌍✨